Updated, December 20th, 2023
Desain Untuk Disabilitas Perancangan Meja DAYA Untuk Mengakomodir Kebutuhan Mahasiswa Penyandang Tuna Daksa Pengguna Kursi Roda
Abstract
Abstract —The provision of education that provides opportunities for all students regardless of limitations has been guaranteed by law. Unfortunately, adequate facilities for students with special needs such as wheelchair users in many Higher Institutions are still insufficient, especially in classrooms. This article is a summary of research activities and the design process of the DAYA table that accommodates the needs of wheelchair users in the classroom. The DAYA desk is designed with the Design Thinking methodology, that further elaborate on empathy studies so that the need s of the user are accommodated, so that they can be more independent in following the course of lectures. The design of the DAYA table proves that in designing a product for people with disabilities, ergonomics studies are not enough, because they have to consider the habits and needs of users through empathy studies. These two things are often left untouched by ergonomic studies that focus more on physical parameters alone.
Keywords: Design Thinking, Disability, Empathic Study
Abstrak — Penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan bagi semua peserta didik terlepas dari keterbatasannya telah dijamin oleh Undang-Undang. Sayangnya fasilitas yang memadai bagi mahasiswa berkebutuhan khusus (disabilitas) seperti pengguna kursi roda di berbagai perguruan tinggi masih belum mencukupi, terutama di ruang kelas. Artikel ini merupakan rangkuman kegiatan penelitian dan proses desain dari produk meja (meja DAYA) yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik pengguna kursi roda di dalam kelas. Meja DAYA didesain dengan metodologi Design Thinking dengan lebih mengelaborasikan studi empati agar kebutuhan mahasiswa tersebut dapat terakomodasi. Hasil dari penelitian ini dapat membantu mahasiswa disabilitas agar dapat lebih mandiri dalam mengikuti jalannya perkuliahan. Desain dari meja DAYA membuktikan bahwa dalam mendesain sebuah produk untuk kaum disabilitas, studi ergonomi saja tidaklah cukup, karena harus mempertimbangkan kebiasaan dan kebutuhan dari pengguna melalui studi empati. Kedua hal ini sering kali tidak tersentuh oleh studi ergonomi yang lebih fokus pada parameter fisik semata.
Kata Kunci: Design Thinking, Disabilitas, Studi Empati
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anoraga, P. (1998). Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta. Indonesia.
Brown, T. (2008). Design Thinking. Harvard Business Review. June.
Gibbons, S. (2018). Empathy Mapping: The First Step of Design Thinking. Retrieved from: https://www.nngroup.com/articles/empathy-mapping/
Pemerintah Indonesia. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 70 Tahun 2009 Yang Mengatur Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Wignjosoebroto, S. (2007). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Yogyakarta. Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.36262/widyakala.v8i0.375
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Redaksi Jurnal Widyakala
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Universitas Pembangunan Jaya
Jalan Cendrawasih Raya Blok B7/P, Sawah Baru, Ciputat, 15413
Telp : 021-7455555 ext 1311
widyakala.journal@upj.ac.id